Takdir telah ditulis - Pesugihan Muslim
Benarkah Takdir itu telah ditulis sebelum kita diciptakan? Bingung ya? Terus buat apa kita berusaha, buat apa kita
ikhitiar kalau semua itu sudah ditetapkan semuanya dari awal sampai akhir?
Jika memang kita ditakdirkan sebagai ahli surga, tentu
walaupun dosa kita segunung, toh kita akan masuk surga juga?
Begitu juga jika kita sudah ditulis sebagai ahli Neraka,
walaupun amal ibadah kita luar biasa banyaknya, nanti pada akhirnya kita akan
terjerumus ke neraka juga?
Yang jadi masalah disini apakah ada manusia yang sudah tahu
takdirnya? Kapan dia akan mati? Di bumi mana dia kelak akan mati? Allah
merahasiakan masa depan agar manusia tetap berusaha. Hal ini di tegaskan Allah
dalam firmannya :
Yang menciptakan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu
siapakah yang lebih baik diantara kamu amalnya?
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS Al Mulk ayat 2)
Analogi dari Sunnatullah ini adalah misalnya kita ingin memelihara
100 ekor anak ayam yang rencananya separuh dari anak-anak ayam akan kita
jadikan ayam petelor dan separuhnya lagi dari anak ayam tsb kita jadikan ayam
potong atau ayam pedaging. 100 ekor anak ayam ini wujud awalnya adalah telor
yang kita tetaskan.
Setelah telor-telor tsb menetas dalam perkembangannya
setelah anak-anak ayam itu menjadi besar dalam 8 minggu tentu baru kita tau
mana yang jantan dan betina.. yang jantan tentu tidak bisa kita jadikan
petelor, tentu kita pisahkan ke kandang yang baru.
Anak-anak ayam betina yang pada perkembangannya sedikit
makannya, kurang bergerak/sakit-sakitan, kurang lincah sehingga badannya tidak
ideal untuk menjadi ayam pedaging tentu akan kita seleksi untuk kita jadikan
ayam petelor saja?
Begitulah, ini hanya perumpamaan untuk menggambarkan bagaimana
takdir itu bekerja, mungkin pemahamannya sejak awal kita diciptakan sudah
direncanakan dan ditulis akan kemana dan akan jadi apa, tetapi dalam
perjalanan hidup kita, jika kita banyak beribadah tentu kita akan di seleksi
menjadi mahluk yang lebih utama, bukan seperti ayam yang penyakitan, sedikit
makannya dll..
“Sungguh ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari
Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah ayat
149)
Analogi diatas tentunya tidak bisa menggambarkan seluruh
dari takdir Allah, karena ilmu Allah sangat luas dan sempurna, sehingga kita
tidak bisa membayangkan dan menjabarkan ke Maha Kuasa dan Maha Mengetahuinya
Allah Swt.
Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui (QS
'Ali`Imran ayat 73)
Pada ayat ini ditegaskan bahwa Allah Swt bisa saja memberi
karunia kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Hal ini merupakan hak preogatif dari
Allah Swt.
Masya Allah..
No comments:
Post a Comment