Perkara Keghaiban - Pesugihan Muslim
Apa itu Ghaib? Ghaib berasal dari bahasa Arab dari kata “Ghoba” yang artinya tidak tampak atau tidak hadir. Dalam kamus Lisanul Arab disebutkan bahwa “wal ghaib: kullu ma ghaaba ‘anka”, artinya
“ghaib itu adalah sesuatu yang diluar jangkauan Anda”.
Maka segala
perkara yang ditetapkan bahwa manusia memang tidak mampu menjangkaunya adalah
termasuk perkara yang ghaib. Perkara Ghaib merupakan Rahasia Allah Swt, tidak
ada seorangpun yang mengetahui tentang urusan ke-ghaiban, seperti firman Allah
Swt :
Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah“, dan mereka tidak
mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS An-Naml ayat 65)
Yang dimaksud
“perkara ghaib” itu adalah yang
sudah ditetapkan Allah Swt terhadap beberapa hal yaitu hal ihwal hari kiamat,
surga neraka, pahala dan dosa, hujan (cuaca), kondisi janin dalam rahim, nasib
manusia, takdir baik dan buruk, rejeki, jodoh dan kematian. Seperti firman
Allah dari Al Quran :
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang
ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati” (QS Luqman ayat
34)
Jadi terhadap
perkara-perkara ghaib yang telah ditetapkan oleh Allah Swt tsb tidak akan ada
mahluk Allah yang mengetahui rahasianya. Tapi terhadap mahluk ghaib yang merupakan ciptaan Allah yang wajib kita imani
keberadaannya (seperti Malaikat dan Jin/setan) kita masih bisa mengetahuinya.
Ada riwayat
dalam hadist Nabi Muhammad Saw yang mengisahkan :
Bahwa Utsman bin Madh`un ra, seorang
sahabat pilihan, ketika wafat, sedang Rasul Muhammad Saw hadir di sisinya dan mendengar seorang
sahabat besar perempuan, Ummu Al-`Ala`, berkata: “Kesaksianku atasmu Abu
As-Saib (Utsman bin Madh`un), bahwa Allah sungguh telah memuliakanmu.” Maka
Rasul Muhammad Saw membantahnya dengan
berkata: “Tahukah kamu bahwa Allah
sungguh telah memuliakannya?”
Ini adalah peringatan yang besar dari
Rasul Muhammad Saw kepada sahabat wanita
ini karena dia telah menetapkan hukum dengan hukum yang menyangkut kegaiban.
Ini tidak boleh, karena tidak ada yang menjangkau hal gaib kecuali Allah Swt.
Tetapi Shahabiyah (sahabat wanita) ini membalas dengan berkata: “Subhanallah, ya
Rasulallah!! Siapa (lagi) kah yang akan Allah muliakan kalau Dia tidak
memuliakan-nya?” Artinya, jika Utsman bin Madh`un ra tidak termasuk orang yang
dimuliakan Allah swt, maka siapa lagi yang masih tersisa pada kita yang akan
dimuliakan Allah Swt. Ini jawaban yang sangat masuk akal.
Tetapi Rasul Muhammad Saw
menolaknya dengan ucapan yang lebih mengena dari itu, di mana beliau
bersabda: “Demi Allah, saya ini
benar-benar utusan Allah, (tetapi) saya tidak tahu apa yang Dia perbuat padaku
esok.” Ini adalah puncak perkara. Rasul sendiri adalah manusia yang
dirahmati dan disalami oleh Allah, tetapi beliau tetap wajib berhati-hati dan
selalu mengharap rahmat Allah. Dan disinilah Ummu Al`Ala` sampai pada hakekat
syara` yang besar, maka dia berkata: “Demi Allah, setelah ini saya tidak akan
menganggap suci terhadap seorangpun salama-lamanya.” (Diiwayatkan Al-Bukhari
3/385, 6/223 dan 224, 8/266 dari Fathul Bari, dan Ahmad 6/436 dari Ummi Al`Ala`
Al-Anshariyah binahwihi)
Dari hadis
tsb dapat kita ambil kesimpulan bahwa Nabi Muhammad Saw melarang kita menetapkan
sesuatu dengan perkara keghaiban, karena keghaiban merupakan Hak Allah Swt
seperti petikan Quran surah An-Naml:
65 yang disebutkan diatas.
Untuk
pengertian Cara Ghaib adalah cara
yang diusahakan melewati bersekutu dengan mahluk ghaib (Setan dan Jin) untuk
berbagai keperluan dan hajat, seperti contohnya mencari kekayaan, mendapat
jabatan/pangkat, menyembuhkan penyakit, mencari jodoh (pelet), meramal nasib,
sampai berniat jahat terhadap orang (santet) ..
Terus kalau
perkara Ghaib merupakan rahasia Allah Swt.. Tapi :
-
kok
ada orang yang bisa tau peristiwa yang akan terjadi?
-
kok
ada orang yang bisa tahu isi hati atau pikiran orang ?
-
kok
ada yang bisa bertemu khodam?
-
kok
ada yang bisa pecah raga (bisa ada di dua tempat sekaligus), bahkan katanya
sholatnya selalu di Mekah?
-
kok
ada orang yang bisa menghilang?
-
kok
ada orang yang bisa terbang?
-
kok
ada orang yang bisa jalan diatas air?
-
kok
ada yang bisa berkomunikasi dengan mahluk halus, Siluman, setan, Jin.. bahkan
mengadakan perjanjian dan transaksi ghaib?
-
kok
ada orang bisa memindah penyakit dan menyembuhkan berbagai penyakit bahkan
lumpuh bisa langsung berjalan?
-
dll..
Ya bisa
saja.. kenapa tidak? Tadi kan sudah dijelaskan kalau perkara ghaib yang inti
seperti kiamat, surga neraka, pahala dan dosa, hujan (cuaca), kondisi janin
dalam rahim, nasib manusia, takdir baik dan buruk, rejeki, jodoh dan kematian
adalah rahasia Hak Allah Swt.
Tapi terhadap
kegiatan/aksi luar biasa atau kesaktian seseorang bisa saja dilakukan. Semuakan
ada ilmunya.. semuanya bisa dipelajari.. asal itu bukan ramalan atau sulapan,
berarti itu ilmu sihir yang
aktifitasnya dibantu dan dilakukan bersama mahluk ghaib, setan dan jin
khususnya.
Lha iya.. kok
mereka bisa melakukan itu semua?
Hadeew.. kan
tadi sudah dijelaskan bahwa semua ada ilmunya, semuanya bisa dipelajari.. jika
itu cuma sekedar ramalan berarti berdasar ilmu titen (ilmu pengamatan)
yang berulang-ulang terjadi, jadi bisa diprediksi hal yang sama akan terjadi
lagi. Atau sesuatu yang bisa dihitung berdasar pendekatan-pendekatan ilmiah
sehingga ada dasar ramalannya (seperti contohnya ramalan cuaca).
Jika itu sulapan berarti itu
seni atau aktifitas yang bisa menipu mata, mengalihkan perhatian dan seakan
membuat keajaiban.. tetapi semuanya
termasuk hasilnya sudah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga terlihat
kejadian yang mengagumkan. Untuk kegiatan-kegiatan tersebut selama dibuat
hiburan atau pertunjukan mungkin tidak ada efeknya di dalam hukum agama? Tapi
kalo modusnya dibuat untuk menipu orang, dibuat mengambil hak orang lain,
dibuat untuk mengeruk keuntungan secara tidak sah (seperti ilmu hipnotis /
gendam /cablek yang disalah gunakan) maka bisa dipastikan hal tsb haram
hukumnya!
Nah terus
bagaimana perkara-perkara ghaib yang bisa dilakukan oleh dukun, orang sakti,
paranormal, orang pinter, mbah, kyai dll.. tentu mereka juga ada ilmunya.
Mungkin mereka mempelajari yang dinamakan ilmu sihir ataupun mempelajari ilmu
yang dinamakan ilmu Mukasyafat (menyingkap perkara yang ghaib) dan ilmu kasyf
(ilmu menyingkap/ tersingkapnya tabir).
Terhadap ilmu Sihir, ancaman Allah Swt sudah
jelas yaitu :
Padahal sesungguhnya mereka telah
meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah Swt) dengan sihir itu,
tiadalah baginya keuntungan diakhirat. Dan amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui (QS Al Baqarah ayat 102)
Sedangkan Ilmu Mukasyafat adalah Ilmu yang
mempelajari tentang perkara ghaib, seperti bagaimana bisa menembus alam jin,
bagaimana berkomunikasi dengan mahluk ghaib, bagaimana mengerti masalah-masalah
ke ghaib-an.
Ilmu Kasyf adalah ilmu yang mempelajari untuk melihat hal yang ghaib
dan menyaksikannya dengan tegas dan nyata. Dengan demikian mereka mengaku atau
meyakini, bahwa mereka dapat mengetahui hal-hal yang gelap, rahasia-rahasia
yang tersembunyi, dan memecahkan segala soal-soal yang pelik (mengetahui
kejadian yang akan terjadi). Luar biasa.. baik itu yang diamalkan dengan jalan
sesat langsung bersekutu dengan setan ataupun dipelajari dari sumber-sumber
kitab-kitab Allah Swt.
Yaa
kitab-kitab Allah seperti Al Quran, Zabur, Taurat dan Injil adalah kitab-kitab
yang sangat luar biasa, yang jika dipelajari dan dikaji lebih jauh ada yang
mengajarkan ilmu-ilmu tsb, ada riwayat yang mengisahkan ahli kitab yang bernama
Ashif (yang bukan termasuk Nabi-Nabi Allah Swt) dapat melakukan hal-hal ghaib (Orang kepercayaan dari nabi Sulaiman
as dapat memindahkan singgasana Ratu Balqis dari tempat yang berbeda dengan
sekejap mata). Jadi hal tsb merupakan karomah atau ilmu Hikmah bukan mukjizat
dari Allah Swt karena Mukjizat hanya diberikan Allah kepada para Nabi-Nya saja.
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al
kitab: ‘Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip’...” (Q.S.Al-Naml ayat 40)
Nah sekarang
kita umat Nabi Saw yang hidup dijaman sekarang ini bolehkah mempraktekkan
hal-hal ghaib tsb?
Kalau menurut
kami itu tidak boleh dilakukan! Terserah kalau ada pendapat lain atau
alasan lain yang menghalalkan kita boleh mempelajari dan mempraktekkan
ilmu-ilmu ghaib tsb. Biasa lah, orang kan pasti punya alasan macam-macam, punya
dalil macam-macam.. tapi kalau dalil itu ga ada di ajaran agama islam.. mending
tinggal kan saja!
Begitu juga
tentang mempelajari ilmu kesaktian, ilmu kedigjayaan dan kanuragan.. jika murni
olah tenaga dalam, hawa murni, ginkang dll.. mungkin masih wajarlah ya.. tapi yang tidak pas jika sudah pakai
aji-aji, mantra ataupun khodam? Yang jadi pertanyaan, khodam itu siapa?
Mahluk
ghaib bukan? Apalagi yang memakai bantuan Dewa-dewa atau siluman.. ini menurut
kami hal seperti ini sudah bersekutu dengan mahluk ghaib!
Sebaiknya
dihindari yang model seperti ini, karena ini akan menyinggung akidah yang
menjurus pada prilaku syirik atau menduakan Allah Swt.
Aji-aji tsb memang luar biasa
bagi orang yang menguasainya, sakti mandraguna seperti di film-film, seperti
misalnya :
ð
Aji Bandung Bondowoso (kekuatan super anti bacok, mungkin
seperti di Superman Man of Steel),
ð
Aji inti Lebur Sakheti (kekuatan membakar dan menghanguskan
golongan jin, mungkin seperti di kamehameha
dragon ball),
ð
Aji Bolosewu (kekuatan luar biasa & pecah
raga berwujud beratus orang, mungkin seperti di Narutho),
ð
Aji rajah kalacakra (senjata ghaib dan perisai ghaib),
ð
Aji Brajamusti (kekebalan dan kedigjayaan),
ð
Aji Saipi Angin
(kekuatan secepat angin, mungkin seperti di avatar),
ð
Aji Joran Goyang (ini bukan kuda lumping, tapi aji
penakluk dan pemikat wanita, mungkin seperti
“bento”.. sekali lirik oke sajalah..)
Okelah untuk
kedasyatan aji-aji tersebut tidak perlu diperdebatkan, yang jadi masalah
aji-aji tersebut tidak diajarkan dalam ajaran islam, walaupun untuk mempelajarinya dengan mengamalkan wirid ayat Al
Quran atau puasa, tapi puasanya beda dengan ajaran Nabi Saw? Puasa aji-aji ini
ada yang Pati Geni Ngebleng (tidak
tidur tidak buka sebelum waktunya), puasa
ngrowot (hanya makan buah-buahan), puasa
mutih (hanya makan nasi putih dan air putih.. bahkan susu putih, putih
telur, bengkuang juga tidak boleh?)
Begitulah
timbang kita jadi sesat.. mengamalkan yang tidak ada tuntunan dari Nabi Saw,
mending kita tidak melakukannya.. timbang kita melakukan niatnya adalah untuk
jaga diri atau pengen tahu saja, tapi pada prakteknya kita malah menjadi
syirik, yaitu bersekutu/kerjasama/minta bantuan pada mahluk ghaib?
Yang bener
adalah jika kita ingin kebal bacok, pakailah rompi anti peluru.. kita ingin
juara lari ya latihan olah raga rutin dengan instruktur, bukan pake Aji Saipi
angin.. pengen memikat wanita, pakelah pelet jepang yaitu pake mobil keluaran
terbaru buatan jepang, bukan pake Aji Jaran goyang (yang repot kalo modal nggak
punya + tampang pas-pasan = jomblo sejati) ha..ha.. kalo gitu pake ilmu
Pesugihan Muslim aja ya, nanti dibukakan jalan sama Allah Swt untuk jodohmu
kok.. deal ya..
No comments:
Post a Comment