Hakekat Nasib dan Masa Depan - Buku Pesugihan Muslim



Pengertian Nasib - Pesugihan Muslim

 Sumber pic : musafirmudaislam.blogspot.com

Ada ayat Al Quran yang menjelaskan tentang pengertian Nasib, yaitu :

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”  (QS Ar-Ra’d ayat 11)

Jadi bisa di dapat pengertian disini bahwa Nasib adalah suatu hal yang sudah terjadi.
Bila nasib tsb sudah dialami atau sedang dialami oleh kita maka nasib itu akan begitu terus sampai kita mau merubahnya. 

Contohnya adalah jika saat ini kita bekerja sebagai karyawan dengan gaji pas-pasan, maka itulah nasib kita saat ini. 

Nasib atau keadaan ini akan terus begitu sampai kita pensiun.. kecuali kita mau merubahnya dengan berprestasi kerja sehingga bisa diangkat menjadi kepala kantor atau Direktur/Pemegang saham yang hasil akhirnya besaran gaji atau penghasilan kita berubah jauh lebih banyak dan sejahtera.

Langkah ekstrim jika ingin merubah total nasib adalah Hijrah atau pindah. Bisa pindah kerja ke perusahaan lain atau pindah kerjaan jadi pengusaha.. 

Langkah hijrah ini dicontohkan Nabi Muhammad Saw dengan hijrah dari kota Mekah ke kota Medinah, dimana keputusan yang merupakan petunjuk dari Allah Swt ini, dapat merubah total perkembangan penyiaran agama islam selanjutnya, yang akhirnya menjadi tonggak kebesaran Islam dimasa mendatang sampai dengan sekarang. 

”Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisaa’ ayat 100)

Bagi yang saat ini posisi sebagai karyawan bila hijrah atau pindah kerja ke perusahaan lain atau keluar sebagai karyawan dan menjadi pengusaha, maka perubahan kondisi ini otomatis akan merubah nasib kita selanjutnya.

Keburukan datangnya bukan dari Allah Swt, tetapi adalah akibat perbuatan kita sendiri (hukum sebab akibat). Telah dijelaskan pada ayat diatas QS Ar-Ra’d ayat 11, jika Allah Swt menghendaki keburukan maka tidak ada yang dapat menolak dan menjadi pelindung selain Allah Swt.

Jadi  jika nasib telah ditakdirkan seperti yang kita alami atau kita jalani saat ini, maka hal tsb dapat berubah jika kita mau merubahnya. 

Masalah ketetapan Allah Swt adalah “it’s given” yang artinya ini sudah di berikan (oleh Allah Swt) atau ini sudah takdir, jadi kita tinggal menjalaninya. Tidak ada pilihan suka atau tidak suka, harus dihadapi, dijalani, dinikmati dan disyukuri.

Hakekat Masa Depan

Masa depan adalah apa yang kita usahakan saat ini atau yang telah kita usahakan pada masa lalu. 

Jadi masa depan untuk kita masih terbuka luas, tidak ada yang tau kelak kita akan jadi apa atas usaha yang kita lakukan sekarang karena masa depan adalah rahasia Allah Swt, dan kita diwajibkan untuk terus berusaha (baik amalan dunia atau amalan akhirat).

Kita tidak bisa memilih kita akan lahir dari rahim ibu siapa, kita akan lahir di suku kebangsaan apa, dengan warna kulit apa. Itu semua sudah merupakan ketentuan dari Allah Swt.
Saat kita lahir dalam keadaan miskin itu merupakan ketentuan Allah Swt, tapi saat kita mati dalam keadaan miskin itu merupakan pihan dan keputusan kita sendiri..
Kenapa? ada ayat Al Quran yang mengatakan :

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.. “ (QS. Ar Ra'd ayat 11)

Ini merupakan dalil dari Allah Swt bahwa hidup adalah pilihan. 

Takdir merupakan ketetapan Allah, sedangkan nasib/ keadaan merupakan pilihan manusia.

"Yang dapat menolak takdir ialah doa dan yang dapat memperpanjang umur yakni kebajikan." (HR Thahawi)

”Siapa yang ingin rezekinya diperluas dan umurnya panjang maka hendaknya ia bersilaturrahmi.”(HR. Bukhari)

Bingung ya? Benarkah takdir dapat ditolak dengan doa dan Benarkah umur dapat diperpanjang dengan kebajikan? 

Benarkah dengan silahturahmi saja rejeki bisa diperluas dan umur bisa diperpanjang?  Bukankah rejeki, jodoh dan umur sudah ditetapkan oleh Allah?

Wallahu a’lam bish-shawabi… (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)

Untuk jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang seakan kontradiksi di otak kita pelan-pelan akan kita cari jawabnya pada pembahasan berikutnya, karena tidak ada yang tidak mengandung hikmah dari Al Quran maupun dari Hadits. 

No comments:

Post a Comment