Meraih Keselamatan Setelah Mati - Buku Pesugihan Muslim

Kekayaan Setelah Mati - Pesugihan Muslim







Kekayaan setelah kematian tentunya tidak ada manfaatnya lagi, kekayaan disini maksudnya adalah keselamatan (berlimpah selamat) karena Putus sudah urusan dunia saat kita mati kecuali tiga hal, yaitu sesuai hadits Nabi Muhammad Saw  yang mengatakan :


Dari Abu Hurairah r.a,: ” Rosulullah Muhammad Saw  bersabda: Apabila anak adam meninggal dunia, terputuslah ilmunya kecuali tiga perkara, yaitu : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akannya. (HR. Muslim)


Tiga hal yang mengikuti kematian kita ini hanya berlaku saat kita di alam kubur, karena jika kiamat atau hari pembalasan (hisab) tiba.. tidak ada lagi yang akan memanfaatkan sedekah jariyah, ilmu ataupun masih ada anak manusia yang hidup.. 


Pada saat kita di alam kubur,  Harta dan uang tidak akan menyelamatkan kita. Harta kekayaan itu akan tertinggal kepada ahli waris atau hilang berpindah tangan? 


Dan sebelum hari perhitungan atau hari pembalasan (kiamat) tiba kita akan berada di alam kubur dulu sak kemenge, sak poll-e (waktunya lamaaa pakai banget..)


Masalah waktu yang berlaku di alam kubur apakah sama rentangnya dengan kehidupan dunia tidak ada yang tau kadarnya. Mungkin seperti kita tidur, kita tidak merasa lama karena kita tidak sadar dalam tidur itu bahwa waktu tetap berjalan.. yang pasti terjadi adalah waktu di alam kubur akan berakhir jika sudah kiamat! Walau kita tidak sadar waktu terus berputar dialam sana tapi jika kita mengalaminya sambil di azab (disiksa), tentunya sengsaranya tidak ketulungan.


kenapa bisa ada kesimpulan seperti itu? Urusan kiamat adalah rahasia Allah Swt, tidak ada mahluk yang tau kapan akan terjadi.. Tapi kita perhatikan saja sepanjang sejarah sejak dari Nabi Adam as sampai sekarang waktunya, tidak terjadi kiamat-kiamat juga? Bayangkan saja rentang waktunya atau rentang lamanya yang dihitung sejak dari nabi Adam As sampai saat ini .. mungkin sudah ratusan ribuan tahun lamanya?


Kalau dihitung dari jaman Nabi Muhammad Saw  hijrah dari Mekah ke Madinah sampai saat ini (diperingati sebagai Tahun Baru Hijriah) sudah berjalan selama 1437 tahun (dihitung dengan hitungan tahun Hijriah), artinya orang-orang yang saat itu meninggal sampai sekarang ini sudah 1437 tahun di alam kubur dan tidak kiamat-kiamat. Padahal umur mereka saat mereka hidup di dunia paling top rata-rata sampai 80 tahun. 


Bisa Paham ya..? Bisa mengerti ya maksud dari kenyataan ini? Kehidupan ini terasa tidak adil, saat kita hidup hanya diberi waktu dan umur sampai dengan 80 tahun, tapi untuk menunggu hari kiamat tiba, waktu yang harus dijalani di alam kubur bisa ribuan kali lipat dibanding jumlah umur kita saat masih hidup. 


Apa nggak ngeri tok?  Bagi yang banyak beramal soleh di alam kubur akan ditidurkan bagai tidurnya pengantin menunggu hari berbangkit tiba, tapi bagi yang banyak dosanya? Walaah.. siksaannya dahsyat, mulai disiksa malaikat, disempitkan kubur, ditemani binatang melata dan berbisa.. dan itu berlangsung terus hingga hari kiamat tiba. Subhanallah ..
Hmm.. terus gimana dong? Ya harapkan saja tiga hal yang dapat menyertai kita seperti hadits Nabi Muhammad Saw  diatas.  


Jika kita sudah punya anak, maka doa anak kita tersebut bisa kita harapkan.. demi meringankan siksa kubur kita. Makanya kalo punya anak di didik islam dengan benar-benar agar bisa berdoa dan mau berdoa untuk kita. Jika anak kita jadi penjahat dan pendosa, mungkin kira-kira doanya akan di dengar oleh Allah Swt tidak ya? Bukan nya Allah tidak bisa mendengar, tapi redaksioanal dari hadits Nabi saw adalah “anak sholeh yang mendoakan” bukan “anak morsal yang mendoakan”



Doa anak yang sholeh berbatas waktu


Untuk doa anak yang sholeh, kira-kira seberapa lama ya kita bisa harapkan doa anak kita tsb? Yang paling mungkin adalah seumur hidup dari anak tsb, yaa itu tadi paling poll 80 tahun.. setelah itu apakah kira-kira akan diteruskan oleh cucu kita nggak ya? Atau diteruskan oleh cicit kita nggak ya? 


Tadi haditsnya mengatakan “anak yang sholeh” bukan cucu atau cicit yang soleh ya? Hmm.. anggaplah doa cucu atau cicit yang sholeh juga dikabulkan oleh Allah Swt, kira-kira umur dari cucu-cicit kita itu berapa tahun hidup di dunia?


Coba aja adakah diantara sahabat dan saudara-saudaraku ini yang tahu nama ayah dan ibu dari kakek atau nenekmu? Saya yakin kalo ayah atau ibu dari  kakekmu itu bukan orang terkenal, mesti pada nggak tau kok nama lengkapnya sapa.. 


Nah kalau namanya saja tidak tau bagaimana kita mau mendoakan beliau yang saat ini berada di alam kubur. Kalaupun ada yang tau nama ayah dan ibu dari kakek atau nenekmu itu, adakah diantara kita yang rutin mendoa-kan beliau-beliau di alam sana disaat kita selesai sholat? Kalau kita saja tidak mendoakan beliau bagaimana kita mau mengharapkan cucu dan cicit kita mau mendoakan kita nantinya? Bukankan mereka akan sama juga tidak mengenal kita?


Arti kesimpulan dari semua ini adalah doa anak yang sholeh ada jangka waktunya sepanjang usianya di dunia. Setelah itu silahkan berhadapan dan menikmati siksa kubur menanti datangnya hari pengadilan kelak.. 


Berarti kita harus harapkan ilmu yang bermanfaat  atau sedekah jariyah untuk membantu kita menghadapi siksa kubur. 


Ilmu Yang Bermanfaat sebagai Penyelamat Adzab Kubur


Disini akan dikupas pentingnya ilmu karena yang membedakan antara muslim dan kafir adalah ilmu dan amal. 


Orang muslim berbeda amaliahnya dengan orang kafir dalam segala hal, dari mulai kebersihan, berpakaian, berumah tangga, bermua’malah dan lain-lain. Seorang muslim diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya agar menuntut ilmu. Allah berfirman  :


“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-mujadillah ayat 11)

 
Ayat ini berupa jaminan dari Allah Swt bahwa orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan ditinggikan kedudukannya beberapa derajat dari pada orang-orang yang tidak berilmu. Firman Allah Swt selanjutnya :


“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS az-zumar ayat 9)


Ayat ini kendatipun berbentuk pertanyaan tetapi mengandung perintah untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu agama hukumnya wajib agar kita tahu apa yang benar dan yang salah, baik dalam pengamalan, tatacara dan resikonya, misalnya tentang membersihkan najis, berwudhu yang benar, cara shalat yang benar dan lain-lain. Karena bila ia tidak tahu, maka amalannya akan tertolak , dan Allah akan bertanya kepada kita kenapa  mengikuti apa yang tidak kita ketahui, seperti dalam firmanNya : 


“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya”(QS.Al Isra’ ayat 36)


Inilah bahayanya jika kita berbuat tanpa tahu ilmu, karena semua nya akan bermuara kepada pertanggungjawaban. Adalah konyol jika kita melakukan sesuatu ibadah atau amalan tanpa dasar ilmu, hanya mengikuti kebiasaan masyarakat setempat. 


Padahal semua amalan yang tidak bersumber dari Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad Saw  maka akan dikategorikan Bid’ah yang amalan tsb tertolak.


Untuk ilmu yang bisa menyampaikan pahala hingga ke alam kubur adalah dengan dalil  hadits Nabi Muhammad Saw  :


"Barangsiapa yang menunjuki kepada orang lain amalan kebaikan maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya." (HR. Muslim)


Ini adalah dalil dari “ilmu yang bermanfaat” bisa menyampaikan pahala yang sama bagi orang yang mengajarkan kebaikan. Makanya profesi guru itu sangat mulia, semua guru baik guru sekolah atau pun guru ngaji pastinya mendapat pahala dari ilmu yang mereka ajarkan ke kita-kita. 


Bahkan saat mereka sudah meninggal dan saat ini kita masih melakukan ibadah sesuai petunjuk mereka, pastilah mereka mendapat pahala yang sama seperti kita. Supper sekali..
Sebaliknya kalau dulu guru kita mengajarkan ilmu gak genah, ilmu sesat, ilmu maling,  ilmu zinah,  ilmu menipu, ilmu berjudi, ilmu dewa mabuk dan ilmu-ilmu dosa lainnya dan saat ini kita masih melakukan perbuatan-perbuatan dosa tsb, maka bisa dipastikan guru-guru atau orang yang mengajari kita hal-hal tsb jika sudah meninggal akan kena siksa dialam kubur sana, karena Hukum Sebab Akibat akan berlaku juga.. 


Pahala kejelekannya (dosanya) dari orang yang diajari kemudian melakukan hal-hal tsb (mengamalkan) sama dengan orang yang mengajari. Nauzubillah minzalik..

 
Makanya mulai sekarang ingat-ingat kalo kita ngajak orang berbuat jahat atau ngajari anak kita sesat tidak mau sholat, tidak mau ngaji.. pahala amal perbuatannya baik atau buruk tidak berhenti sampai disitu, akan lanjut sampai alam kubur. 


Ngajak orang bisa berarti mengajari juga, memberi contoh tidak baik pada anak misalnya suka bohong, tidak menepati janji,  selingkuh, suka nonton film dewasa sama saja mengajari anak-anak kita amalan yang buruk.. dan saat mereka mencontoh perbuatan kita, maka kita akan kebagian dosa juga sebagai guru yang baik buat mereka. Hadeeww..


Kesimpulan dari ilmu yang bermanfaat bisa menyampaikan pahala kepada ahli kubur adalah jadilah guru yang mengajari kebaikan, jadilah sosok yang bisa dijadikan contoh (memberi contoh) teladan minimal bagi keluarga kita dan lingkungan. 


Terakhir siarkan ilmu baik kepada teman atau masyarakat luas bisa berupa tulisan dikoran, tulisan di internet  atau menerbitkan buku, atau kalau tidak bisa menulis minimal ilmu Pesugihan muslim ini diberikan atau diajarkan kepada orang-orang terdekat atau yang dikenal agar mereka juga mempraktekkan dan mengamalkan sehingga mereka bisa kaya dunia dan akhirat. 


Ingat, buku ini walaupun mengajarkan kekayaan.. tapi amalannya adalah harus menjaga sholat wajib 5 waktu, sholat sunat, zikir, sedekah dll, bisa dibayangkan kalau banyak orang yang melakukan ibadah/amalan tsb karena petunjuk atau ajaran kamu.. tentunya pahala mereka juga akan sampai ke kamu. 


Dan jika berkat amalan-amalan tsb mereka juga bisa kaya, Insya Allah mereka pasti tidak akan lupa dan akan berterimakasih kepada anda kelak.. 


Kalau mau lebih dahsyat lagi berikan saja buku ini kepada panti asuhan atau pesantren, insya Allah berapa jumlah murid sana yang mengamalkan pasti anda dapat juga pahalanya terus berkesinambungan bahkan sampai setelah mati, asal buku ini nggak hilang di sana loh ya? He.he..  


Ada hadits Nabi Muhammad Saw  yang mengatakan :
“Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii’) 


Hadits ini sangat memuliakan ilmu sehingga pahala sedekah bagi yang mengajarkannya dan memberikan kedudukan yang tinggi bagi orang yang berilmu.


Sedekah Jariyah mengantarkan pahala ke alam kubur


Terakhir dari hal yang mengiringi kita di alam kubur adalah sedekah jariyah yaitu harta yang dibelanjakan di jalan Allah Swt. 


Nah ini dia sahabat dan saudara-saudaraku, banyak atau sedikitnya harta kita saat ini semuanya berasal dari Allah Swt, jika kita mau membelanjakan di jalan Allah maka dijanjikan pahala itu tetap diantar ke kita walaupun kita sudah meninggal. 


Sedekah ke panti asuhan, sedekah ke pesantren, sedekah ke mesjid adalah salah satu cara membelanjakan harta dijalan Allah. Yang dahsyat adalah jika kita mampu membangun mesjid, jika kita mampu mewakafkan tanah demi umat untuk dijadikan pesantren, dijadikan mushola, dijadikan sekolah dll.. dll.. wah itu pahala luar biasa tak berkesudahan seperti layaknya sekarang kita punya deposito 10 Milyar atau punya rumah kontrakan dan kost-kostan sebanyak seribu kamar (mungkin loh yaa.. ini hanya perumpamaan).. yang pasti penghasilannya akan mengalir deras tiap bulan bahkan tiap hari. 


Hal ini yang akan memberi keselamatan kita di alam kubur nanti, yang akhirnya menambah berat timbangan amal kebaikan saat kita di hisab di padang mahsyar kelak.


Jika kita mau menelaah Urutan dari tiga hal yang mengiringi kematian kita berdasar hadits Nabi Saw yang pertama adalah sedekah jariyah, kedua ilmu yang bermanfaat, baru yang ketiga adalah anak sholeh yang mau mendoakannya.. Artinya betapa keutamaan dari sedekah jariyah yang tidak berkesudahan dibanding doa anak yang sholeh. 


Sedekah jariyah itu berarti sedekah harta bukan sedekah senyum, sedekah tenaga, hubungan suami istri yang pahalanya bisa dihitung sedekah juga.. 


Jadi kalo saat ini kondisi kita miskin serba kekurangan, masih bisa sih kita sedekah jariyah dengan segala keterbatasannya, besar kecil pahalanya merupakan urusan Allah Swt, terlepas kita melakukannya dengan ikhlas ataupun tidak.. 


Yang pasti sedekah jariyah atau kesempatan kita memberi pertolongan kepada banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan akan terbuka lebar saat kita berkelimpahan harta.
Inti dari pembahasan kedua “mengapa kita harus kaya” adalah merupakan sarana untuk bekal kita setelah kita mati nanti. 


-          Bagaimana mau menyiapkan anak yang sholeh kalau saat ini kita masih pusing memikirkan biaya masuk sekolah-nya, pusing mikir tagihan-tagihan dll.. anak yang sholeh bisa diharapkan pada awal sekolahnya, biar sekolah islam mahal tapi disana diajarin rutin sholat dhuha, diajarkan hormat pada orang tua, diajarkan khatam Al Quran, bahkan ada yang diajarkan hafal Al Quran.. Luar biasa.. hal-hal seperti ini tidak ada disekolah umum. Biaya mahal masuk sekolah islam terpadu merupakan investasi untuk mendapat hasil anak yang sholeh. 

Jika kita kaya tentu tidak sulit untuk menyekolahkan anak-anak kita disana, jika kita belum kaya saatnya sekarang kita belajar dan berusaha mendapat kekayaan dengan jalan yang di ridhoi Allah Swt sesuai Al Quran dan Sunah Nabi Muhammad Saw , lewat ilmu Kekayaan secara Islami yaitu ilmu Pesugihan Muslim ini.


-          Ilmu yang bermanfaat, jika kita bisa menjadi guru, bisa menjadi sosok yang memberi contoh teladan, bisa menjadi pemimpin, bisa membagi ilmu ke majelis-majelis ilmu tentu akan mudah jika posisi saat ini kita berkecukupan dan kaya, karena tidak akan dibatasi lagi dengan ruang dan dana. 

Bisa saja kita membagikan Al Quran gratis buat sekolah-sekolah islam di pelosok negeri , menghadiri seminar islam di Kuala lumpur, mencetak buku Pesugihan muslim untuk sekolah dan universitas  islam di Karachi dan Kairo (wooow..)  intinya adalah dengan kaya banyak yang bisa kita lakukan untuk dakwah, syiar islam dan membagi ilmu. Ada dalil dari Hadits Nabi Muhammad Saw  tentang keutamaan ilmu :


"Siapa saja yang menempuh perjalanan untuk mencari  ilmu, maka Allah akan memberikan kepadanya kemudahan jalan menuju surga." (Al-Hadits)


-          Harta yang dibelanjakan di jalan Allah atau sedekah jariyah, sudah pasti berhubungan dengan kecukupan dana. Siapa bilang orang miskin tidak bisa sedekah? Bisa saja dengan niat dan maksimal kemampuannya, tapi alangkah indahnya jika kita bisa mewakafkan sesuatu untuk bekal kita di alam kubur yang nyata dan tidak berkesudahan sepanjang waktu, sepanjang wakaf kita itu digunakan dan dikelola untuk kepentingan umat. 


Dalam Kitab Ar-Rahiqul Makhtum, yang disusun oleh Syekh shafiyyur-Rahman Mubarakfuri ditulis pada Haji Wada’ atau haji terakhir Nabi Muhammad Saw , beliau berkurban 63 ekor unta? Sekali lagi.. Enam Puluh Tiga Unta !! berapa tuh harganya kalau di kurs kan sekarang? Kita saat ini boro-boro mau berkurban 1 (satu) sapi.. wong mau berkurban 2 kambing saja berat seperti itu.. alasannya selalu klasik, tergantung niat.. padahal intinya adalah pada kufur akan nikmat Allah Swt saja atau pada masalah keuangan saja.. gimana kita mau mencontoh Nabi Muhammad Saw  yang berkurban 63 unta kalau kita tidak kaya? Yaa kaya itu wajib dan harus bagi kita umat Muslim, demi hal-hal tsb diatas.

No comments:

Post a Comment