Kaya merupakan
pilihan - Pesugihan muslim
Buat apa kita kaya? Seperti yang dijelaskan pada buku Pesugihan Muslim - Bab II, Kaya itu bisa jadi keharusan jika
banyak manfaat yang bisa gunakan dalam kondisi ini. Islam memperbolehkan kita
kaya. Islam tidak melarang kita kaya. Islam mengajarkan bagaimana kita bisa
jadi kaya. Belum tau ya?
Mengapa kita harus
memilih untuk kaya?
Pernahkan mendengar pernyataan
seperti ini, “biar miskin asal hidup
bahagia dan tentram..” Mungkin maksudnya adalah biar hidup
tidak kaya tapi tidak perlu pusing mikir macam-macam?
Menurut kamu, kira-kira siapakah
yang sering mengucapkan kalimat seperti itu? Apakah dia benar-benar orang
miskin? Apakah hidupnya benar-benar bahagia dan tentram dengan kemiskinannya
itu?
Bohong !!
kalau yang mengucapkan pernyataan seperti itu kondisinya benar-benar miskin..
Coba aja suruh dia ngucapkan di
depan istrinya yang saat itu lagi sambat beras dirumah habis, tagihan uang
sekolah anak harus dibayar hari ini, orang tua sakit harus segera diantar ke
dokter, di depan rumah lagi ditungguin debt collector, pulsa listrik PLN sudah
habis (terancam listriknya putus), gas untuk masak habis..
Hadeeeeeh
Niscaya dia bisa dikeplaki atau dihajar sama istrinya.. Ha..ha..
Kebalikannya coba yang ngucapkan
adalah istri kamu dengan kondisi yang darurat seperti itu.. paling poll kamu
jadi nangis batin..
Kalau orang miskin dengan kondisi
seperti itu, bahagia yang bagaimana
maksudnya? Tentram yang seperti apa
maksudnya?
Kami yakin statement ini sering diucapkan oleh orang susah
atau orang yang gagal, Ini adalah cara berpikir orang mumet, rela dan terima
hidup di dalam kemiskinan karena tidak tahu caranya menjadi kaya
sehingga mencari alasan untuk pembenaran kondisinya saat ini.
Atau ucapan ini sering diucapkan oleh orang yang tidak
pernah kaya seumur hidupnya karena mempunyai orang tua dan kakek buyut yang
dari dahulu hidup susah terus? Apakah setahu mereka orang kaya itu tidak bisa
bahagia dan hidupnya tidak tentram?
Kemiskinan bukan merupakan faktor yang membuat menjadi
bahagia atau tentram.. kalau tidak percaya coba saja hidup lebih miskin
lagi dari kondisi yang sekarang ini, jika tujuannya ingin mendapat hidup yang
lebih bahagia dan lebih tentram?
Orang-orang yang kayapun punya pilihan agar bisa hidup kaya
dengan bahagia dan tentram, asal hartanya di dapat dengan cara halal sehingga
berkah adanya.
Adalah nafsu manusia untuk hidup “Lebih“di dunia ini!
Manusia pasti mengharap bisa lebih
cukup, lebih harta, lebih kaya, lebih sejahtera, lebih sehat, lebih punya,
lebih terpandang, lebih makmur, lebih tentram, lebih damai, lebih lebih ..
Dan secara umum, untuk hidup lebih
memerlukan harta yang banyak atau harus menjadi kaya.
“Tidak semua hal dapat terbeli dengan uang,
tapi tanpa uang tidak ada hal yang dapat terbeli?”
Coba tolong dipikir berapa lama usia
kita di dunia? Berapa kira-kira waktu yang berikan oleh Allah Swt kepada kita
untuk hidup di dunia?
Rata-rata usia produktif umat
manusia diangka 80 tahun, setelah itu hampir hilang semua kenikmatan dunia
untuk tubuh kita, kemampuan panca indra berkurang, kekuatan dan kesehatan
menurun, bahkan mulai pikun.. sakit-sakitan.. tidak kuat beribadah lagi.. Nah
lo..
Kaya di dunia saat ini penting, tapi lebih penting kaya juga di
kehidupan setelah kematian kita yaitu di akhirat.
Di akhirat kelak sudah tidak berguna
lagi harta kekayaan yang pernah ada di dunia, jadi kaya yang dimaksud disini
adalah keselamatan dan kemuliaan di akhirat.
Itulah kehidupan yang sesungguhnya,
dimana tidak ada kematian lagi, kekal abadi dan selamanya.
Jika kita miskin diakhirat maka celakalah kita (selamanya), dan jika
kita kaya diakhirat maka selamatlah kita (selamanya).
Benar-benar pertaruhan amal ibadah kita selama di dunia
untuk bekal menghadapi akhirat..
Kaya untuk
membeli akhirat
Ternyata dengan uang atau dengan
harta atau dengan kaya di dunia bisa menjadi “media” untuk “membeli akhirat”
Firman Allah Swt dalam QS At-Taubah ayat
111
“Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh
atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan
Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah ayat 111)
Dalam firman tsb Allah Swt menegaskan bahwa Allah membeli
dari orang-orang mukmin (bukan orang kafir) diri dan harta mereka dengan surga!
Tentunya setiap yang bernyawa
mempunyai diri (jiwa) yang oleh Allah Swt akan dibeli, tapi tidak semua diri
(jiwa) yang bernyawa mempunyai harta?
Kalau tidak punya harta, lalu apa
yang akan dibeli oleh Allah Swt kepada kita? MoDiDo atau Modal Diri Doang? Atau MoAmDo = Modal Amal Doang ?
Gak cukup lho bro/sis ..
Ternyata Hidup ini tidak hanya
vertikal kepada Allah Swt saja, tapi juga horizontal kekanan kiri depan
belakang atas bawah, yaitu hubungan antar manusia/mahluk dan ada juga hubungan
dengan alam, dll
Coba dipikir dengan hati jernih, kalau ibadah kita kepada Allah Swt bagus dan terjaga
sekali, tapi hubungan kita dengan atau antar manusia jelek (banyak hutang gak
bayar, nyolong, sombong, suka menganiaya, semena-mena, sering mencaci maki,
suka menghina, adu domba dan memfitnah).. kemudian hubungan kita dengan alam
juga nggak benar, seperti merusak, mencemari, menghancurkan, dll .. kira-kira
jadi selamat nggak kita diakhirat nanti dan kemudian masuk surga dengan
damainya..!?
Saya tegaskan, Nggak ya bro/sis..
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan
begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? (QS.Al-Qiyamah ayat 36)
kalau keadaannya seperti itu.. remuk
juga kita nanti di akhirat, karena setiap perbuatan amal kejahatan Pasti akan ada balasannya dari Allah
Swt, karena ini merupakan sunatullah yang sudah ditetapkan, bahwa perbuatan
zalim antar manusia tidak akan selesai walau kita meminta ampunan kepada Allah
Swt, sebelum pihak yang di zalimi ridho atau memaafkan perbuatan kita, begitu
pula dengan hutang piutang.. tidak akan selesai sebelum dilunasi hutangnya.
Ada ungkapan orang Jawa bilang, Gusti Allah mboten sare, lemah teles Gusti
Allah sing bales (Allah tidak tidur, tanah basah nanti Allah yang akan
membalas). Ini adalah doa orang Jawa jika teraniaya, terdzolimi atau
diperlakukan tidak adil, dan tidak bisa protes atau berbuat apa-apa lagi.. jadi
semuanya diserahkan kepada Allah Swt sebagai Sang Pemilik Hukum dan Sang
Pemilik Keadilan, sebagai wujud dari laku berserah diri kepada Sang Pencipta.
Kembali ke Sub bahasan Kaya untuk
membeli Akhirat, maka bagaimana caranya menggunakan harta atau kekayaan untuk
membeli akhirat buat kita?
Ya dengan wakaf, sedekah, santuni
anak yatim, santuni kaum miskin, bangun mesjid, bangun mushola, bangun
pesantren, buat sekolah, buat majlis ilmu, buat lembaga dakwah, rumah sakit,
perpustakaan dll..
Pahala dari amalan ini akan mengalir
terus kepada kita walaupun kita telah mati. Dijamin bisa membuat kita
kaya/selamat (membuat timbangan amal kebaikan lebih berat) di akhirat.
Bagaimana yang saat ini masih belum
mampu seperti itu, boro-boro mikir kaya akhirat.. wong kaya di dunia aja masih
jauh di angan-angan, atau bahasa halusnya yaitu saat ini masih kere?
Ya pelajari ilmu Pesugihan Muslim
ini, di dalamnya ada :
µ
Amalan
Ikhtiar Dunia untuk mencapai kaya di dunia
µ
Amalan
Ikhtiar Langit untuk memohon ridho Allah Swt agar hajat dari Amalan Ihtiar
Dunia tercapai dan (sekaligus) merupakan amalan-amalan yang menjamin
kaya/selamat di tiap alam setelah kematian yaitu alam kubur dan alam akhirat
(padang Masyar, Mizan, Sirathal Mustaqin, Surga atau Neraka)
No comments:
Post a Comment