Kaya di Syariatkan dalam Al Quran - Buku Pesugihan Muslim

Kaya dalam AlQuran - Pesugihan Muslim


Sungguh, kaya bukanlah suatu keburukan bagi orang-orang yang mengamalkannya untuk kebaikan hidup di dunia dan di akhirat. Begitu banyak dalil Al Quran yang mensyariatkan kaum muslim mencari kekayaan. Seperti beberapa kami kutipkan :


1.      Allah Swt berfirman: “…padahal Allah telah menghalalkan jual beli.” (QS. al-Baqarah ayat 275) 

Allah Swt berfirman “…kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (QS. An-Nisaa’ ayat 29)


Ayat-ayat tsb merupakan dalil Halalnya perdagangan dan jual beli, artinya boleh bagi kita berbisnis, berjualan, berdagang yang tujuannya untuk mencari keuntungan. Hasil dari bisnis yang berkembang mau tidak mau akan membuat kita berkelimpahan harta dan kaya.  Bahkan Nabi Muhammad Saw  semasa mudanya adalah seorang pedagang antar Kota antar Provinsi, mungkin juga antar negara?


2.       “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, & janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi & berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, & janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS Al Qasas ayat 77)

Ini adalah ayat yang gamblang menerangkan perintah Allah Swt untuk berusaha mencari bekal di Akhirat dan di dunia. “dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” yang artinya kita diperintahkan juga untuk mengejar bahagian kita dari meraih kenikmatan duniawi yang berwujud kekayaan atau kesejahteraan.


3.      “… dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah” (QS. al-Muzzammil ayat 20)

Allah Swt memuji orang-orang yang berjalan di seluruh penjuru bumi untuk mencari rezeki dan karunia-Nya. Hal ini menunjukkan legalitas mencari kekayaan sebagai syariat sebab Allah tidak mensyariatkan kecuali perkara-perkara yang halal.


4.      Allah Swt berfirman : “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. al-Mulk ayat 15)


Ayat ini menunjukkan Perintah Allah Swt untuk “berjalanlah disegala penjuru “ yang artinya kita harus berkeliling ke seluruh pelosok, seluruh daerah ataupun ke seluruh negeri.. . Tanpa sebuah ikhtiar/usaha seperti berniaga atau dagang, perintah ini mustahil  dijalankan.
Begitu juga jika seseorang tidak berkemampuan dalam hal ilmu, kesehatan, dan kekayaan, bepergian akan sulit dilakukan. Tidak mungkin perintah Allah ini menyuruh kita menggelandang atau mengembara tanpa bekal, karena akan menyengsarakan kita. 


Ini adalah perintah kepada kita untuk mencari kekayaan, karena ada penjelasan sebelumnya “Dialah Yang menjadikan bumi  itu mudah bagimu” sehingga ada perintah kedua dalam ayat tsb yang berbunyi “dan makanlah sebagian dari rezki-Nya” yang artinya kita boleh mendapatkan atau menikmati sebahagian dari Rezki Allah yang Maha Kaya.
Kekayaan dan Rizki Allah Swt meliputi seluruh langit dan bumi, disini kita diperitahkan dengan kata kerja “makanlah sebahagian” yang bisa mengandung arti  kita diperintahkan untuk kaya karena sebahagian dari rezki Allah Swt yang Maha kaya dan Maha Segalanya tentu jumlahnya banyak atau besar sekali tidak bisa dihitung otak kita.. 


Sebahagian dari Rezki Allah ini tentunya sesuai kadar kita sebagai mahluk yang bernama Manusia, yang punya keterbatasan kapasitas, seberapa kuat kita makan atau seberapa kuat kita kaya


5.      Allah Swt berfirman : “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Baqarah ayat 198)


Ayat ini menerangkan bahwa boleh mencari kekayaan seperti firmannya “mencari karunia (rezki hasil perniagaan)” kemudian perintah untuk berdzikir di Masy’arilharam.. nah kalau tidak punya biaya ke Mas’arilharam bagaimana kita mau kesana? 


Terus kita diperintah untuk berdzikir seperti yang sudah diajarkan Nabi Muhammad Saw, karena jika tidak kita akan dianggap orang yang sesat oleh Allah Swt karena tidak mau mencari karunia Allah Swt (berusaha, bekerja, berdagang dsb), tidak mau berdzikir di Masy’arilharam dan yang terakhir kita harus berdzikir sesuai ilmu yang Nabi Muhammad Saw ajarkan, bukan sesukanya sendiri yang hanya berdasarkan logika pikiran dan mengikuti hawa nafsu.


6.      Allah Swt berfirman: “Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah ayat 180)


Ayat ini mewajibkan kita untuk meninggalkan harta kepada ahli waris secara ma’ruf sebagai kewajiban bagi kita saat tanda-tanda ajal telah mendekat. Kita akan dianggap sebagai orang yang bertakwa jika melakukan seperti yang diperintahkan pada ayat tsb.
Jika kita miskin tidak punya harta yang bisa diwariskan kepada ahli waris kita kecuali hutang dan masalah, mungkin sulit bagi kita untuk disebut sebagai orang yang bertakwa meskipun hutang-hutang dan masalah-masalah telah kita wasiatkan dan dibagikan kepada ahli waris secara ma’ruf?


Demikian beberapa ayat Al Quran sebagai dalil kenapa kita harus kaya, untuk tafsir ayat tentunya setiap kepala manusia berbeda-beda dalam menafsirkan arti atau pengertian ayat-ayat tsb. 


Keterbatasan adalah milik manusia sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah Swt. Demikian semoga kita selalu dilindungi oleh Allah dari kesalah berpikir dan beramal.
Yang terakhir dalam 99 nama Allah Swt dalam Asmaul Husna..  Allah Swt   mempunyai sifat Maha Kaya  (Al Ghani) dan Maha Pemberi Kekayaan (Al Mughni) à sebagai hamba NYA, kita sepantasnya meniru sifat-sifat Nya. Maksudnya, kita sebagai umat  muslim harus kaya dan harus mampu memberi kekayaan pada orang lain.

No comments:

Post a Comment