Perkara Dukun, Tukang Ramal dan Wali Allah Swt
Rasulullah Muhammad Saw telah menutup pintu perdukunan, peramalan, dan pengaku-ngaku berilmu gaib. Dan beliau Nabi Mauhammad Saw mengabarkan bahwa orang yang mengaku-ngaku demikian itu kafir.
Dan orang yang membenarkan peramal atau dukun maka sungguh ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan atas Nabi Muhammad Saw.
“Barangsiapa
yang mendatangi dukun atau peramal kemudian membenarkan apa yang dia
katakan, maka dia telah kafir terhadap apa (Al-Qur`an) yang diturunkan
kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Ahmad no. 9171)
Saat beliau ditanya tentang para peramal, beliau jawab: “Mereka itu bukan apa-apa.” Hal tsb diriwayatkan dalam beberapa hadist Nabi Saw :
“Beberapa
orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai
dukun-dukun, lalu beliau menjawab: “Mereka (para dukun) bukanlah
apa-apa.” Mereka berkata: “Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang mereka
ceritakan adalah benar.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Perkataan yang nyata (benar) itu adalah perkataan yang dicuri
oleh jin, kemudian dia membisikkannya ke telinga walinya (dukun) lalu
mereka mencampuradukkan bersama kebenaran itu dengan seratus kedustaan.”
(HR. Al-Bukhari no. 5762 dan Muslim no. 2228
Hadist tsb dikuatkan oleh hadis yang serupa yaitu :
Dari
‘Aisyah r.a istri Nabi S.A.W ia mendengar Rasul Allah S.A.W bersabda:
“Malaikat-malaikat turun ke awan lalu menyebutkan perintah yang
diputuskan di langit, syaithan-syaithan dapat mencuri pendengaran, lalu
didengarkannya dan ia terus membisikkan kepada peramal, lalu mereka
memasukkan ke dalamnya seratus dusta atas kehendaknya sendiri” (Shahih Al-Bukhori)
Kemudian ada lagi riwayat dalam hadis Nabi Muhammad Saw yang lain :
Ada
sebagian delegasi yang datang ke Nabi Muhammad Saw , mereka menganggap
bahwa Nabi termasuk orang yang mengaku bisa melihat yang ghaib, maka
mereka menyembunyikan sesuatu di dalam (genggaman) tangan mereka untuk
beliau. Dan mereka berkata pada beliau: "Khabarkan pada kami, apa dia
(yang ada dalam genggaman kami ini)? Lalu beliau menjawab kepada mereka
dalam keadaan berteriak: "Innii lastu bikaahinin, wa innal kaahina wal
kahaanatu walkuhhaana fin naar." (Aku bukan seorang dukun. Sesungguhnya
dukun dan perdukunan serta dukun-dukun itu di dalam neraka.") (HR Abu
Dawud, 286).
Tuu .. kebayang nggak dibentak sama Nabi Muhammad Saw? Nabi Saw sampai berteriak seperti itu
(mungkin) karena marah, jengkel dan kecewa pada kaumnya yang masih saja
percaya pada hal Ghaib dan perdukunan, padahal hal-hal tsb tidak pernah
Beliau ajarkan pada mereka.
“Barangsiapa
yang mendatangi dukun lalu dia bertanya kepadanya tentang suatu hal,
maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam.” (HR. Muslim no. 2230)
Nah kalau kita masih mengaku sebagai umat Nabi Muhammad Saw, sebaiknya ya ikuti saja (Just do it) apa yang menjadi ketetapan Nabi Muhammad Saw karena pasti ada hikmah dibalik itu semua.
“Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada contohnya dari kami, maka amalan itu tertolak.” (HR Muslim. 1718)
Ada hadist Nabi Saw yang disampaikan saat beliau berpidato saat melakukan Haji Wada’ :
"Sesungguhnya
syaitan telah berputus asa untuk disembah di bumimu ini, tetapi senang
ditaati pada sesuatu yang lain daripada (penyemba-han) itu dari apa yang
menyia-nyiakan amal-amalmu, maka waspada-lah. Sesungguhnya aku telah
meninggalkan padamu sesuatu, kalau kamu sekalian berpegang teguh
kepadanya maka kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu kitab Allah
(Al-Quran) dan sunnah nabiNya (Al-Hadits)." (HR Al-Hakim)
Wali Allah menurut Al-Quran
Wali
Allah bukanlah Paranormal, tetapi menurut Al-Quran adalah orang-orang
yang beriman dan bertaqwa, seperti yang ditegaskan Allah SWT dalam
firmanNya:
"Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang
beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akherat." (QS Yunus ayat 62,
63, 64).
Dimaksudkan dengan wali-wali Allah dalam ayat ini ialah orang-orang mukmin dan mereka selalu bertaqwa, sebagai sebutan bagi Ulama dan orang-orang yang membela agama Allah dan yang menegakkan hukum-hukum-Nya di tengah-tengah masyarakat, sebagai lawan kata dari orang-orang yang memusuhi agama-Nya, seperti orang-orang musyrikin dan orang kafir.
Dikatakan
tidak ada kekhawatiran bagi mereka, karena mereka yakin bahwa janji
Allah pasti akan datang, dan pertolongan-Nya tentu akan tiba, serta
petunjuk-Nya akan membimbing mereka ke jalan yang lurus. Apabila ada
bencana menimpa mereka, mereka tetap bersabar menghadapi dan
mengatasinya dengan penuh ketabahan dan tawakkal kepada Allah.
Jadi
kalau saat ini kamu lagi berguru atau dekat dengan Mbah, Paranormal
atau Kyai, lihat aja aktifitasnya keseharian. Yang paling gampang adalah
lihat sholatnya? Selalu tepat waktu nggak (abis adzan langsung
siap-siap sholat).. selalu mengutamakan sholat jama’ah ke Mesjid nggak?
Kalau nggak .. tinggalkan saja, bullshit
kalau dia bilang sudah rogoh sukma sholat di Mekah sana.. jelas dia
sesat. Ilmunya bertentangan dengan ajaran islam yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad Saw.
Biar saja kalau dia bilang ilmunya sudah tinggi.. sudah tidak perlu sholat lagi.. dll.. Mereka sudah mencampur adukkan yang batil pada yang wajib. Sungguh sesat dan menyimpang karena Nabi Muhammad saja sampai akhir hayat, dalam keadaan sakit, dalam keadaan perang tetap saja sholat tanpa alasan.. Lah ini baru merasa sedikit sakti saja sudah merasa lebih dari Nabi Saw?
“Laqod Lubbisa `alaih”. Sungguh
telah dicampur aduk (antara kebenaran dan kebohongan) atasnya.
(Diriwayatkan Al-Bukhari 3/462, 6/512, 13/180-dari Fathul Bari).
No comments:
Post a Comment